Menrut kepercayaan versi kraton
Surakarta Hadiningrat tari ini merupakan ciptaan Kanjeng Panembahan Senopati
dan Kanjeng Ratu Kidul ( kanjeng Ratu kencana Sari ) Anggapan ini bersumber
dari kraton Surakarta Hadiningrat . tari srimpi sebagai hadiah berdirinya
ibukota Mataram setelah peleret pindah.
Jumlah penari bedhaya ini disesuaikan dengan bedhaya
Ka-sapta pada zaman hendran. Artinya tujuh penariremaja bibar pinjung ( remaja
putrid yang berusia 18 tahun keatas ) . Sejak Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma
sampai dengan Paku Buwana III ini tidak pernah dipergelarkan . Pada zaman
Susuhunan Paku Buwana IV di Surakarta mulai bedhaya diingatkan adanya daya
keramat bedhaya srimpi Anglirmendhung . Maka dalam pementasan Bedhaya Anglir
mendhung seluruh sesajidan beberapa pantangan tidak boleh terlupakan . hal ini
demi keselamatan Pada Zaman Susuhunan Paku Buwana V pernah mengubah jumlah
penaridari tujuh menjadi empat penari putrid remaja ,dengan alasan keselamatan.
Itupunhanya terselenggara sekalilengkap dengan segala sesaji Pada masa Paku
Buana VI danVII, srimpi tersebut tidak pernah digelarkan.. Baru pada zaman Paku
Buwana VIII jumlah penari srimpi tersebut dikembalikan menjadi tujuh remaja
putri. Tetapi mulai Pakubuwana IX penari ditetapkan menjadi empat orang dengan
catatan : hanya digelarkan pada saat dibutuhkan . menurut osiking sasmita.Bisikan
Kalbu, Dengandemikian Srimpi Anglirmendhung bagi kraton Surakarta hanya
diselenggarakn sebagaipendorong sugesti Hal-hal yang dapat diketahui dalam
tarian ini meliputi :bunyi lkalaimat pada cakepan kalimatyang mengingatkan
kepada tata cara dan tujuan mangestiseorang raja . Adapun sesaji dan kukusing (
asap) dupa tidakkah diabaikan sedangkan nama gending sebagai pengiringnya
ialah; Gending Srimpi anglirMendung, Kethuk Kalih Kerep, MinggahKetawang
Gending Kemanak , Suwuk,BukaSri Narendra, Dhawah Ketawang Lengen –gita,pelog
pathet Barang.
TARI BEDHOYO KADUK MANIS ,
jenis tarian klasik Kraton Surakarta
ciptaan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dengan iringan Gending Kaduk Manis yang
dilanjutkan dengan Ketawang Dhendha Gedhe laras polog pathet enem .Syair dalam
gending tersebut melambangkan agar orang senantiasa bersikap manis berbudi
luhur dan mempunyai tata susila yang tinggi .Jumlah penari sembilan orang gdis
.Busana yang digunakan : kain batik ,dodot kembar ,bersanggul ukel ageng bangun
tulak dan bercuduk sisir .
TARI JEBENG , BEKSAN
Jenis tarian yang menggabarkan dua
satria yang sedang berperang dengan mengunakan keris dan perisai .Tarian ini
diciptakan Paku Alam III .Tokoh yang digambarkan dalam tarian ini adalah Adpati
Karna melawan Arjuna ,Pakaian yang dipergunakan ialah :kain parang ,bara samir,
sabuk, empek timang ,kelat bahu,gelang, sumping, dester, dan celana tari panji.
TARI BANDABAYA,BEKSAN,
beksan khas Pura Pakualaman
Yogyakarta, diciptakan oleh Sri
Pakualam II sekitar tahun 1829-1850 .Hingga
kini beksan ini masih dilestarikan bentuk penyajaiannya .Beksan kelengkapan
upacara Pura Pakualaman apabila Sri Paduka Pakualam menjamu tamu terhormat .
Tema beksan Bandabaya menggambarkan kegagahan dan ketrampilan prajurid Puro
Pakualaman. Berlatih perang dengan menunggang kuda, dilengkapi peralatan tari
berupa tameng dan pedang panjang . Pementasan Beksan Bandabaya mengunakan dsar
gerak tari kalang Kinantang perpaduan gaya surakarta dan yogyakarta . iringan
yang dipergunakan beksan tersebut ialah: 1 . pethetan palog barang dilanjutkan
bawa swara durma rangsang pelog barang . 2 . landrang bimokurdo pelog barang. 3
. lancaran bindiri pelog dan 4 . petetan pelog barang . Tat arias berpijak pada
tokoh pewayangan
TARI ANILA-PRAHASTA
Jenis Tarian klasik kraton yang menggambarkan
peperangan Anila Melawan Prahastha. Sumber cerita diambil dari Ramayana Dalam
peperangan tersebut Prahasta ( patih alangka) dapat dikalahkan oleh anila(
Panglima perang pasukan kara yang membantu Prabu Ramawijaya ) dengan mengunakan
senjata berupa batu . Ternya batu tersebut jelmaan Dewi Indradi . Ibu Sugriwa
dan subali ( ( dua ekor kera yang membantu Prabu Ramawijaya ) yang mendapat
kutukan dari suaminya Dengan dipulnya senjata batu itu ,maka menjelmalah Dewi
Indradi kembali .Anila yang dilukiskan sebagai kera berwarna biru. Mengunakan
baju dan celana baru jamang, kelat bahu, sumping , Kliting, cangkeman wanara,
binggel, sabuk ,epek timang, dan sampur. Prahastha mengenakan Jamang ,praba
gimbalan ,cangkeman raksasa, sumping, kelat bahu, sabuk , empek, timang,
sampur, dan celana cindhe . Tarian diiringi dengan gamelan Jawa lengkap dengan
gending Ladrang Moncer,Srepengan dan Sampak laras Sredo
TARI
DURADASIH, BEDHAYA,
Jenis tarian
bedhaya ciptaan Paku Buwana IV sewaktu masih menjadi Pangeran Adipati Anom.
Pemberian Nama duradasih menjadi saksi perkawainanya dengan gadis madura
TARI ENDHOL
ENDHOL ,BEDHAYA
Jenis tarian
bedoyo ciptaan Sri Sultan Paku Buwana X kusus untuk purti-putri beliau yang
masih kanak –kanak . Tarian tersebut ditampilakan untuk menyambut tamu-tamu
surakarta. Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini : kain mekak sampur jamang ,
sumping, kelat bahu , dan beberapa perhiasan tarian ini diiringi oleh gending
endhol-endhol