Pages

Minggu, 01 Januari 2012

ruang lingkup ttp


 Seni tari merupakan salah satu jenis kesenian yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan sampai saat ini harus dilestarikan keberadaannya. Oleh karena itu, sebagai  mahasiswa Jurusan Seni Tari harus dapat  melestarikan, mengembangkan seni tari agar tidak punah keberadaannya dan berkembang  selaras dengan perkembangan, kemajuan  ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Di samping itu seseorang yang menggeluti bidang tari tidak cukup dengan belajar keterampilan menari saja, tetapi harus didukung dengan pengetahuan, apresiasi, dan ilmu seni yang lainnya.
Dengan demikian  di dalam mempelajari seni tari,  tidak   sekedar dapat menari saja melainkan harus pula mempelajari unsur-unsur lain yang tidak dapat ditinggalkan pada saat pentas. Komponen seni pertunjukan yang tidak dapat ditinggalkan misalnya tempat dan perlengkapan yang mendukung serta terkait satu sama lainya, yang semuanya  itu terdapat dalam  tata teknik pentas.
            Tata Teknik Pentas (TTP) merupakan  pengetahuan yang mempelajari seluk beluk tentang pementasan atau pertunjukan; antara lain  pengenalan pentas atau panggung (staging), komposisi pentas (composition), tata rias (make up), tata busana (costuming), tata lampu (lighting),  dekorasi (scenery), dan tata suara (sound sistem).
Tanpa memperhatikan unsur-unsur tersebut di atas,  pertunjukan tari kurang menarik, monoton, banyak pengulangan, bahkan tidak dapat berjalan dengan lancar dan baik.  Sebagai contoh, apabila seseorang menari  dengan  arah hadap hanya ke depan saja tidak ada variasi maka akan terlihat monoton dan membosankan, berbeda apabila  dibuat arah yang berbeda dan variasi level, walaupun geraknya masih sama tetapi akan nampak bervariasi.
            Adanya penguasaan pentas atau panggung  segala macam pengetahuannya maka pertunjukan akan lebih menarik.  Maka dari itu pengetahuan Tata Teknik Pentas perlu dipelajari oleh mereka yang menggeluti seni tari pada khususnya dan seni pertunjukan pada umumnya.
Beberapa pengertian   TTP
Menurut Padmo Darmoyo dalam buku tata teknik   pentas untuk SMKI (1988), tata yang berarti susunan atau aturan, tata pentas berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan pentas yang telah diatur, tidak termasuk manusia (pemeran/ pemain/benda hidup) sebagai media utama yang berada di pentas, tetapi segala sesuatu dibatasi pada benda-benda mati yang berada di pentas.
Teknik berarti cara perlakuan atau cara pelaksanaan segala sesuatu yang berkenaan dengan benda-benda yang diperlukan. Juga mengandung pengertian menguasai cara kerja benda-benda yang diperlukan. Teknik pentas berarti cara perlakuan/penguasaan cara kerja benda-benda yang diperlukan dalam hubungannya dengan pentas.
Pentas adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk mempertunjukkan sesuatu pemeranan yang dengan  sadar mengisyaratkan sebuah nilai kesenian. Pentas belum tentu merupakan panggung (tempat dengan ketinggian tertentu). Pentas dapat berupa sebuah tempat yang mendatar rata saja, misalnya halaman rumah untuk pertunjukan. Tempat pertunjukan dengan ketinggian (staging) dimaksudkan untuk mengangkat ke atas pertunjukan itu sendiri agar mendapat perhatian penonton. Tata dan Teknik Pentas berarti pelaksanaan tata atau cara aturan serta penguasaan cara kerja benda-benda di luar manusia atau pemeran yang berada di dalam ruang dan waktu yang berlaku di tempat pertunjukan kesenian.
   Selanjutnya Harimawan dalam buku  Dramaturgi  (1987) menyatakan bahwa tata teknik pentas  adalah segala yang menyangkut soal tata pakaian, tata rias, dekor, dan tata sinar. Semua ini harus disesuaikan dengan nada dasar. Misalnya, kalau tragedy/kesedihan menggunakan warna- warna  gelap,  abu-abu, sedangkan untuk komedi dengan warna yang menyolok/ menggembirakan.
Tata Teknik Pentas  ialah segala masalah yang tidak termasuk cerita, naskah, dan acting. Tata teknik pentas pada dasarnya merupakan unsur penunjang seni pertunjukan (performing art) yang menggunakan manusia atau pemeran sebagai alat media utamanya. Seni pertunjukan tersebut dapat berupa seni teater maupun seni tari. Oleh karena perkembangan seni tari seiring dengan teater maka kita bertolak dari perkembangan arsitektur teater.
Menurut Tjahyono (1987) pengertian tata teknik pentas adalah suatu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk tentang pementasan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disebutkan bahwa tata teknik pentas merupakan penataan atau penyusunan pemain, benda-benda dan perlengkapan penunjang pertunjukan di dalam bingkai pentas dengan mempertimbangkan aspek etika dan estetika.

A.    Ruang lingkup TTP

Mempelajari Tata Teknik Pentas tidak hanya secara teoritik saja tetapi harus didukung dengan apresiasi dan praktek langsung sehingga seseorang akan memiliki kemampuan, wawasan, dan keterampilan yang handal di bidang tersebut. Ruang lingkup tata teknik pentas  meliputi tata panggung, tata dekor, tata cahaya, tata suara, perlengkapan pentas, dan cara perlakuannya. Semua komponen itu saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam sebuah kegiatan pertunjukan.

B.     Fungsi TTP

Tata Teknik Pentas berfungsi sebagai unsur atau komponen yang penting bagi sebuah pertunjukan, tanpa pengetahuan atau menguasai hal tersebut maka hasil secara totalitas nilai artistik kurang baik. Jadi fungsi pokok adalah menjadikan pertunjukan  lebih baik, bagus, indah, memberikan kepuasan, serta bermakna bagi penonton dan para artisnya.

C.    Manfaat mempelajari TTP

Tidak ada sebuah ilmu atau pengetahuan yang tidak bermanfaat, sekecil apapun bentuknya pasti ada kegunaan bagi siapa saja yang menggunakan dengan baik.  Tata teknik pentas sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang penting dan perlu diketahui, dipelajari dan dikuasai oleh mereka yang menggeluti dunia seni pertunjukan.
 Manfaat bagi  individu seniman, artis, guru seni , sutradara, koreografer menjadikan mereka percaya diri, menguasai panggung arena pertunjukan, dan  membuat  penonton tertarik.