Pages

Jumat, 11 November 2011

kontingen kulon progo

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dalam festival sendratari tahun ini mengambil tema Ramayana. Kaladuk nafsu merupakan judul tari yang dipertunjukkan oleh kontingen kabupaten Kulon Progo.
Kaladuk nafsu menceritakan tentang ambisi Mahesosuro yang ingin mendapatkan Dewi Tara. Dia beranggapan bahwa dirinya adalah yang paling berkuasa, merasa paling sempurna. Namun di sisi lain Sugriwa dan Subali juga berkeinginan untuk memiliki Dewi Tara. Pada awalnya Sugriwa dan Subali tidak kenal satu sama lain bahwa mereka adalah saudara. Dan di antara mereka berdua terjadi peperangan. Tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa mereka adalah saudara. Mereka bersatu untuk melawan Mahesosuro, akhirnya Subali perang dengan Mahesosuro di dalam Goa.
Sebelum perang Sugriwa dan Subali mengadakan suatu perjanjian yaitu apabila darah keluar dari Goa berwarna merah berarti Subali menang, sedangkan apabila darah yang keluar dari Goa itu putih maka Subali kalah dan Subali harus menutup pintu Goa tersebut. Pada kenyaatannya dari dalam Goa mengalir cairan putih yang disangka Sugriwa adalah darah Subali dan Sugriwa menutup pintu Goa tersebut, namun ternyata yang mengalir adalah otak dari Mahesosuro. Akhirnya Subali marah kepada Sugriwa.


B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami mengangkat beberapa masalah yaitu :
1.      Bagaimana Tata Panggung dan dekorasi pada kontingen Kulon Progo?
2.      Bagaimana garap gerak dan iringan dari kontingen Kulon Progo?
3.      Bagaimana tata rias dan busana dari kontingen Kulon Progo?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tata panggung dan dekorasi dari kontingen Kulon Progo.
2.      Untuk mengetahui garap gerak dan iringan kontingen Kulon Progo.
3.      Untuk mengetahui tata rias dan iringan dari kontingen Kulon Progo.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Personalia
1.      Penulis Naskah                  : Herida Damarwulan
2.      Penata Tari                        : Nurma Saktiyas
3.      Penata Iringan                   : Kelik Sunaya
4.      Penata rias dan busana      : Kristiani Wulandari S.Pd
5.      Penari                                : Damar, Ghanang, Vian, Anung, Yoga, Dwi, Widodo,
  Punjung, Dhanang, Kristiani, Juni, Ana, Erna, Dewi,
  Kisti, Gattya.
-          Peran Utama Putra      : Herida Damarwulan (Mahesosuro)
-          Peran Pembantu Putra : Ghanang Jati D.A (Subali)
-          Peran Pembantu Putra : Punjung Purwanto (Sugriwa)
-          Peran Pembantu Putri : Arjuni Prasetyorini (Dewi Tara)
-          Rampak Putra             : Vian, Anung, Yoga, Dwi, Widodo, Dhanang.
-          Rampak Putri              : Kristiani, Ana, Erna, Dewi, Kisti, Gattya.

B.     Sipnosis
Ketika hati dikuasai oleh nafsu, hanyalah ambisi yang mengendalikan diri..
Demikianlah sosok Mahesosuro yang setiap langkahnya menorehkan kenistaan…
Tak peduli jerit dan tangisan yang ada hanyalah NAFSU..

C.     Tata Panggung
Pada pementasan sendratari “ Kaladuk Nafsu” tata panggung menggunakan setting yang cukup sederhana. Namun pada bagian  belakang atau background diberi tambahan ( aksen ) yang berupa gunungan yang berwarna ungu dan ditengahnya terdapat kain putih. Background gunungan ini terletak di tengah-tengan tepat berada di depan pengrawit. Hal ini dilakukan bukan hanya sekedar menambah nilai estetis atau keindahan panggung semata, tetapi juga untuk membuat design panggung tidak terlihat monoton serta lebih terkesan menarik. Background gunungan ini juga berfungsi untuk menampilkan siluet salah satu adegan dalam tarian.
 Ligthing yang digunakan dalam pertunjukan sendratari berjumlah 12 lampu par dan 8 lampu flud. Secara umum tidak ada permainan lampu secara lebih spesifik. Permainan lampu hanya dilakukan saat adegan memunculkan siluet atau bayangan dari balik gunungan. Lampu-lampu yang terpasang pada tata lighting secara langsung berfungsi untuk memberikan penerangan secara maksimal ke arah panggung baik bagi penari maupun pengrawit selama pertunjukan berlangsung. Tata lampu yang digunakan tidak memakai filter , artinya pada lampu tidak memakai penyaringan cahaya sehingga pancaran lampu tampak apa adanya dan berwarna kekuningan. Selama pertunjukan berlangsung berlangsung, setting lampu tampak monoton yaitu warna lampu hanya terdiri dari satu warna saja.
 

D.    Gerak Tari
a.       Introduksi
Menggambarkan ambisi/nafsu Mahesosuro yang dibawakan oleh penari rampak putra dan putri (on stage).
Suasananya tegang.


b.      Adegan I
Pertempuran antara Sugriwa dan Subali yang sangat menengangkan yang pada akhirnya Sugriwa dan Subali menyadari bahwa mereka berdua adalah saudara.
Suanasanya haru.


c.       Adegan II
Ambisi Mahesosuro yang sedang kasmaran dengan Dewi Tara, dan mempunyai nafsu yang bergejolak untuk memiliki Dewi Tara. Dan Mahesosuro menyatakan bahwa hanya dirinyalah yang paling berkuasa, tampan dan pemberani.
Suasananya senang.



d.      Adegan III
Mahesosuro menyiapkan diri beserta lembusuro dan anak buahnya untuk menyerang Sugriwa dan Subali karena Mahesosuro mengetahui Sugriwa dan Subali juga ingin memiliki Dewi Tara.
Suasananya tegang.


e.       Adegan IV
Subali berubah wujud dan kemudian menyamar sebagai Dewi Tara untuk mensiasati sang Mahesosuro agar lebih mudah dalam mengalahkan pertempuran antara Mahesosuro dengan Subali. Terjadilah pertempuran yang sangat hebat dan menegangkan di dalam Goa Kiskendho. Keduanya saling beradu kekuatan. Akhirnya pertempuran tersebut dimenangkan oleh Subali. Akan tetapi Goa itu ditutup oleh Sugriwo dikarenakan darah yang keluar berwarna putih dan itu menyatakan bahwa Subali kalah. Akan tetapi sebenarnya yang keluar adalah otak Mahesosuro. Dan Subali marah karena tidak bisa keluar dari Goa.
Suasananya sedih.


E.     Pola Lantai
Dalam pola lantai garapan ini menggunakan pola lantai yang bervariasi berbentuk horizontal, vertikal, lingkaran, V, belah ketupat dan masih banyak lagi. Sehingga lebih menarik dan mudah dimengerti  jalan ceritanya.

F.      Garap Iringan
Dalam garapan ini menggunakan gamelan komplit Slendro dan Pelog ditambah perkusi (rebana, klinting, suling, sempritan bambu, otok-otok, bas drum, cymbal, klotokan manuk sebagai penambah suasana). Dalam menggarap iringan penata musik tidak lepas dari iringan klasik, yaitu lancaran, ladrang, playon dan ketawang serta tlutur. Dalam karya ini tidak lepas dari patet seperti wayang ada menyuro, nyongo, ayak-ayak dan sebagainya. Unsur-unsur ini masih menggunakan unsur kerakyatan yang kuat antara kerakyatan angguk yang ada di Kulonprogo. Sehinnga tercipta suana yang kuat dalam kerakyatan. Ilustrasipun tak lepas dalam garapan ini untuk memperkuat emosi penari dan menambah suasana yang harmonis.

G.    Tata Rias dan Busana
Dalam garapan ini sang penata rias dan busana memadukan warna janda yang bernuansa ungu. Dalam rias rampak putri menggunakan rias cantik sdan Dewi Tara menggunakan karakter luruh. Tokoh Mahesosuro dan Lembusuro menggunakan rias karakter yang berbentuk sapi dan kerbau. Sehingga wajah tersebut benar-benar berbentuk sapi dan kerbau.
Tata busana tokoh:
1.      Dewi Tara
a.       Rambut Oren
b.      Bledegan
c.       Sumping
d.      Subang
e.       Klat bahu
f.       Gelang tangan
g.      Mekak
h.      Slempe
i.        Kain
j.        Celana ungu
k.      Sanggul modern
l.        Make up cantik
2.      Rampak Putri
a.       Bledegan
b.      Sumping
c.       Subang
d.      Klat bahu
e.       Gelang tangan
f.       Mekak
g.      Slempe
h.      Kain
i.        Celana ungu
j.        Sanggul modern
k.      Make up cantik
l.        Kebayak Putih
m.    Stagen
3.      Lembu Sura
a.       Irah-irahan Lembu
b.      Kace
c.       Sumping
d.      Klat bahu
e.       Deker tangan
f.       Stagen
g.      Kamus
h.      Kain rampek
i.        Sampur
j.        Celana ungu
4.      Rampak Putra
a.       Irah-irahan Lembu
b.      Kace
c.       Sumping
d.      Klat bahu
e.       Deker tangan
f.       Stagen
g.      Kamus
h.      Kain rampek
i.        Sampur
j.        Celana ungu
5.      Subali dan Sugriwa
a.       Jamang
b.      Sumpung
c.       Kace
d.      Klat bahu
e.       Deker
f.       Stagen
g.      Kamus
h.      Celana di atas lutut
i.        Rampek
j.        Ekor
k.      Sampur
l.        Kain tile

H.    Garap Properti
Properti yang digunakan dalam garapan ini menggunakan:
a.       Kayon
b.      Kain merah
c.       Kain putih
d.      Topeng
e.       Gunungan kecil


BAB III
KESIMPULAN

Kontingen kabupaten Kulonprogo mengalami kemajuan dari tahun lalu dalam hal busana, koreografi, iringan dan power penari yang kuat, sehingga mendapat juara 3 penata kostum terbaik dan pembinaan tari terbaik.