Mementaskan lakon adalah menampilkan visi sutradara. Scenery termasuk
dalam penampilan visi itu. Untuk itu scenery perlu dirancang agar
pelaksanaannya dapat membantu/menunjang pemeran atau memberikan keadaan
lingkungan tempat pemeran berada.
A. Pengertian Dekorasi (Scenery)
Dekorasi adalah
elemen visual yang melingkupi seluruh area permainan. Elemen-elemen visual
tersebut antara lain benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, dan perabot rumah tangga. Harymawan (1988)
Pergelaran teater merupakan
suatu pergelaran yang diperuntukkan bagi penonton untuk dinikmati keindahannya,
untuk dinikmati gerak laku pelaku beserta lingkungannya, untuk diketahui
seberapa jauh pengaruh situasi dari lingkungan tadi terhadap pelaku (peran).
B. Tujuan dan Fungsi
Dekorasi
Tujuan dekorasi adalah untuk melatarbelakangi
suatu permainan. Fungsi dekorasi adalah untuk membantu menghidupkan suasana
sehingga lakon menjadi hidup. Bila suatu
adegan mengambil lokasi daerah perbukitan, maka
digunakan benda-benda alam misalnya gambar pegunungan dengan berbagai
macam pepohonannya sebagai latar belakangnya. Dengan situasi semacam ini,
diharapkan setting tempat akan dapat dimengerti penonton.
C. Perlengkapan Dekorasi
Dekorasi
yang merupakan sarana pelengkap dalam suatu pergelaran teater terdiri dari
bermacam-macam. Setiap adegan dari suatu
lakon yang digelarkan bisa jadi
memerlukan dekor tersendiri sesuai dengan situasi lingkungannya. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa hanya
pada teater proscenium sajalah suatu pergelaran dapat menggunakan
dekorasi yang lengkap.
Perlengkapan-perlengkapan
teater yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan suatu konsep dekorasi ada
beberapa seperti tersebut di bawah ini.
1. Drop terbuat
dari lembaran kain, baik yang ada lukisannya maupun yang tidak. Pada
kelompok teater tradisional drop ini dilukis dan digunakan sebagai lata
belakang suatu adegan. Drop ini dipasang menggantung dan dapat
dinaikturunkan dengan cara menggulung (sistem contour) drop tersebut.
Pada masa kini drop lebih banyak digunakan sebagai back drop dan
dipasang di pentas paling belakang.
2.
Drapery terbuat dari kainyang polos. Drapery ini dapat berfungsi sebagai back
drop, sebagai hiasan proscenium (bagian atas dalam), sebagai tirai
pembuka dan penutup (Grand Drapery).
3. Flat terbuat dari kain yang direkatkan pada kerangka kayu dalam
bentuk tertentu menurut kebutuhan. Yang termasuk flat antara lain:
-
dinding yang berpintu dan
jendela
-
tiruan gapura
-
tiruan batang pohon
-
tiruan benda-benda ekspresif
4. Plastic Pieces adalah suatu dekorasi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga menggambarkan efek tiga dimensi. Misalnya batu-batuan, pepohonan,
gundukan tanah, dan sebagainya.
5. Act Curtain merupakan
suatu layar yang dipasang di belakang layar penutup pada proscenium.
Proses kerja layar ini juga ada yang
dilaksanakan dengan sistem Fly Curtain.
6. Tormentor merupakan
suatu bingkai yang dipasang di bagian belakang proscenium untuk
mempersempit mulut pentas.
7. Teaser adalah lembaran kain yang direntangkan
melintang antara dua tormentor
bagian atas. Teaser ini semotif dengan tormentornya dan dapat dinaikturunkan
menurut kebutuhan.
8. Wing
termasuk jenis flat yang dipasang berjajar ke
belakang di kiri kanan arena pentas dengan jarak tertentu sebagai sarana pembentuk
ruang.
9. Border
merupakan lembaran kain yang
direntangkan melintang antara dua wing
bagian atas. Border ini semotif dengan wing dalam
fungsinya sebagai pembentuk ruang.
10. Cyclorama
berbentuk kanvas yang agak melengkung dan dipasang atau digantung di bagian
belakang area pentas (back drop) untuk menggambarkan latar belakang, baik dengan sorotan sinar
berwarna atau dengan proyektor film. Dengan sendirinya kain yang digunakan
adalah jenis kain putih tembus pandang. Di samping cyclorama sebagai
kanvas, ada jenis cyclorama dengan fungsi yang berbeda yaitu:
-
Cyclorama yang berfungsi sebagai Interior
penggambaran suasana atau keadaan di dalam ruang/rumah.
-
Cyclorama yang berfungsi sebagai exterior penggambaran suasana
atau keadaan di luar ruang/rumah.
Penggunaan dekorasi untuk suatu
pergelaran, di samping mengingat kondisi pentas juga harus mempertimbangkan
konsep ceritera, tema ceritera warna lampu yang digunakan dalam pertunjukan.
Biasanya dekorasi pergelaran tari jarang menggunakan, walaupun ada hanya pada
even tertentu.
D. Pengaturan Dekorasi
Dekorasi di samping
mengandung unsur keindahan juga mengandung unsur kewajaran, maka sudah barang
tentu setiap pengaturan dekorasi haruslah dengan perhitungan dan pengamatan
yang cermat. Perlu diperhatikan struktur
setting dan jenis perlengkapan dekorasi
yang akan dipasang.
1. Penggolongan
perlengkapan dekorasi.
Pada dasarnya ada 2 penggolongan perlengkapan dekorasi
yaitu:
-
Dekor Alam terbuka :
batu-batuan, pepohonan dan sebagainya.
-
Dekor alam tertutup : meja,
kursi, almari dan sebagainya.
Dari kedua kelompok ini penggunaannya masih tergantung
pada bentuk setting.
2. Pengaturan Bentuk Ruang
-
Drop
dan Wing Setting
merupakan ruang yang dibatasi oleh Drop dan Wing.
-
Box
Setting merupakan ruang
yang dibatasi oleh Cylorama dan berfungsi sebagai Interior. Tirai
penutup dapat merupakan dinding yang ketiga atau keempat tergantung pada bentuk
ruangnya.
3. Design Dekorasi
a.
Naturalis
Di
dalam usaha menampilkan imitasi alam, segala aspek alam digambarkan secara nyata dengan lebih banyak
menggunakan alam sebebenarnya. Misalnya Teater tradisional di Bali menggunakan
Pura sebagai dekor natural.
b.
Realis
Dalam
usaha meniru alam sesungguhnya, dekorasi didesain dengan menggunakan beberapa
benda alam (pot bunga, ranting).
c.
Impressionis
Seniman menerapkan suatu ungkapan murni dari
suatu kesan (impresi) yang telah dialaminya. Ungkapan ini merupakan
ungkapan kesan individu tanpa terlalu memperhatikan detailnya. Misalnya pohon
kamboja sebagai kesan sebuah makam.
d.
Ekspressionis
Bebas
dari konvensi teater dan merupakan
ungkapan ekspresi jiwa penciptanya.
Misalnya bentuk flat bergambar mega untuk mengungkapkan ekspresi langit.
e. Simbolis
Pengungkapan suatu dekorasi lewat lambang.
Lambang ini dapat diungkapkan lewat benda (candi), garis (lurus, lengkung),
dan warna. Candi sebagai latar
symbol masyarakat Hindu, garis lurus
melambangkan keagungan, warna hijau melambangkan kedamaian, dan sebagainya.
a.
Cyclorama
Penggambaran alam yang hidup dengan
menggunakan proyektor (Proyected Scenery).
b.
Non Standard Type
Standard type merupakan usaha mendekati alam dengan
menggunakan bahan alam. Misalnya menuangkan lumpur di area pentas sebagai lahan
persawahan.
4. Komposisi Dekorasi
Dekorasi yang merupakan
salah satu unsur menghidupkan lakon, berfungsi pula untuk membantu menghidupkan
acting. Untuk keperluan inilah maka dekorasi perlu pula memperhatikan
unsur komposisi. Komposisi dekorasi
merupakan pengaturan benda-benda mati (Komposisi Statis) yang akan
melebur dengan blocking (Komposisi Dinamis).
Nilai keindahan komposisi
bersifat subjektif. Satu pihak cenderung pada komposisi seimbang (Simetris),
di lain kelompok cenderung pada komposisi tak seimbang (Asimetris).
Unsur manusia (komposisi dinamis) dengan unsur benda (komposisi statis)
akan saling mengisi sehingga merupakan satu kesatuan penyajian yang bulat dan
utuh. Komposisi asimetris kadangkala lebih memungkinkan untuk mengembangkan blocking.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam komposisi adalah :
- Kewajaran : diselaraskan dengan sumber ide konsepnya.
- Keserasian : memperhitungkan kondisi pentasnya
- Keseimbangan: adanya keseimbangan antara
kuantitas dan kualitas sehingga tidak
menimbulkan gangguan psikologi penonton.
- Identitas :
penuntun untuk menebak ide yang dipaparkan